Doyanmakan66 - Yogyakarta terkenal dengan makanan tradisionalnya, yaitu gudeg. Tidak sedikit orang yang menyebut bahwa Yogyakarta ialah Kota Gudeg. Sebagai makanan khas Yogyakarta, gudeg memang identik dengan rasanya yang cenderung manis.
Namun, siapa sangka bahwa gudeg sendiri juga memiliki cita rasa yang dapat condong ke gurih dan pedas. Cocok jadi primadona bagi siapa pun yang tidak terlalu senang dengan rasa manis, terlebih lagi jika dinikmati ketika malam hari.SahabatQQ
Oleh karena itu, berikut beberapa tempat makan gudeg pedas di Yogyakarta yang kerap dijadikan santapan makan malam. Jadi, jangan sampai melewatkannya, ya!
1. Gudeg Bromo Bu Tekluk
Gudeg Bromo Bu Tekluk telah berjualan sejak 1984 dan kini memiliki dua cabang dengan jam buka yang berbeda. Cabang pertama terletak di dekat Gang Gejayan (Santren), sementara cabang kedua berlokasi di daerah sekitar Candi Prambanan.
Awalnya, Gudeg Bu Tekluk dikelola oleh Bu Sukijo sebagai pendiri warung gudeg, namun kini anak lelakinya juga turut membantu dalam pengelolaan cabang yang kedua. Nama "Tekluk" muncul dari kejadian ketika ibunya sedang melayani pembeli, tiba-tiba tertunduk (tekluk) karena mengantuk.
Gudeg ini menjadi favorit banyak orang, bahkan mereka rela mengantre lama, karena cita rasanya yang lebih condong ke pedas dan gurih. Berbeda dengan gudeg pada umumnya yang biasanya lebih manis.
Situs Judi Online Aman Dan Terpercaya
Satu porsi Gudeg Bu Tekluk berisikan nasi gudeg, areh, dan krecek. Namun, setiap pelanggan bisa memesan lauk pendamping yang telah disediakan, seperti daging ayam suwir (ayam potong atau ayam kampung), rempela ati, sambal goreng, telur, tempe, tahu bacem, dan aneka gorengan.
Gudeg yang disajikan di sini adalah tipe gudeg basah dengan cita rasa pedas yang berasal dari sambal goreng dan kreceknya, sehingga tidak perlu menambahkan sambal lagi. Ukuran kreceknya cukup besar dengan tekstur kenyal karena menggunakan kulit kerbau, bukan kulit sapi.
Ketika masuk ke dalam mulut akan terasa bahwa bumbu gudegnya ini sangat meresap, sambal goreng dan daging ayan kampung sebagai lauk pendampingnya. Wah, nikmat banget, deh!
Meskipun tempat makannya santai dengan konsep lesehan, hal menarik lainnya ketika makan di sini adalah kita juga bisa meminta seberapa banyak nasi yang ingin kita makan, beserta lauknya. Mantul banget, kan?
Lokasi: Jalan Affandi Nomor 2A, Santren, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Jam operasional: setiap hari pukul 23.00—04.30 WIB.
Harga: mulai Rp13 ribu—Rp40 ribu.
2. Gudeg Ceker Mbok Joyo
Beralih ke sekitar Alun-Alun Kidul, cukup berjalan kaki untuk sampai ke Warung Gudeg Ceker Mbok Joyo. Tempat makan ini telah beroperasi sejak 1960-an dan kini dikelola oleh generasi ketiga. Lokasinya berada di dalam gang, sedikit masuk dari jalan raya, tepatnya ada di sebelah utara dari gang Taman Sari.
Satu porsi nasi gudeg di Warung Mbok Joyo terdiri dari nasi gudeg dan lauk. Lauk di sini terdiri dari daging ayam (paha), kepala ayam, telur bebek, ceker, dan sambal goreng krecek. Dari berbagai pilihan lauk pendamping, ceker menjadi yang paling diminati.
Setelah dihidangkan dan dicicipi, rasa yang pertama kali muncul dan mendominasi adalah gurih dan pedas. Sebenarnya, gudeg ini sudah terasa pedas, tetapi jika dirasa kurang pedas, bisa meminta sedikit cabai lagi.
Kemudian, untuk tekstur dari lauk ceker ayamnya sendiri sangat lembut dan juicy saat digigit. Jadi, memang dari lauk hingga gudegnya bukanlah tipe gudeg yang terlalu manis serta memiliki karakternya sendiri.DominoQQ
Cita rasanya yang berkarakter akan semakin terlihat jika dicicipi bersama singkong bumbu areh (kluwo) dan kemudian ditutup dengan memakan bubur gudengnya. Kluwo yang disajikan ini memadukan rasa gurih dan manis yang berasal dari singkong dan areh.
Untuk tekstur buburnya sendiri sangat lembut dan kental. Kedua makanan, kluwo dan bubur gudeg, ini sudah sangat sulit ditemukan di daerah Yogyakarta. Oleh karena itu, kamu akan rugi besar kalau berkunjung ke Alun-Alun Kidul tetapi tidak mampir kemari.
Lokasi: Jalan Tamanan Nomor 265, Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta.
Jam operasional: Senin hingga Sabtu pukul 15.00—00.00 WIB.
Harga: mulai Rp10 ribu—Rp37 ribu.
3. Gudeg Mercon Bu Tinah
Terletak di zona kuliner Kampung Wisata Cokrodiningratan (Heritage and Kuliner), sejak 1992 Gudeg Mercon Bu Tinah telah menjual gudeg mercon dengan beberapa lauk pendamping. Gudeg mercon di sini terbuat dari tempe dan cabai dengan perbandingan lebih banyak cabai daripada tempenya.
Hal yang menjadikan kuliner gudeg Bu Tinah tetap laris dari dulu hingga sekarang terletak pada kualitas bumbunya yang tetap dipertahankan. Gudeg di Warung Bu Tinah disajikan dalam satu wadah baskom, sedangkan lauknya berada di tempat lain, mirip angkringan.
Lauk-lauk yang dijual terdiri dari sate daging, sate kulit, telur bebek, daging ayam, dan aneka gorengan. Satu porsi gudeg yang dihidangkan berukuran sedang dan bertipe kering karena tidak berkuah.
Saat pertama kali mencicipi gudeg, rasanya tidak terlalu manis, tetapi gurih dengan rasa pedas yang langsung menusuk. Untuk para penggemar kuliner pedas, jika dirasa kurang pedas, kamu juga bisa meminta untuk menambahkan lauk merconnya.
Aroma wangi serta tekstur nasinya yang pulen, apalagi jika masih hangat, dijamin akan semakin menambah kenikmatan, meskipun berada di pinggir jalan. Kemudian, untuk tekstur daging satenya cukup empuk dengan bumbu yang gurih.
Ada sedikit aroma manis dan aroma asap (smoky) dari pembakaran yang membuatnya semakin mantap. Intinya, jika kamu sedang mencari makanan yang pedasnya bikin nagih dengan porsi cukup untuk makan malam, Gudeg Mercon Bu Tinah adalah jawabannya.
Lokasi: Jalan Asem Gede Nomor 8, Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Yogyakarta.
Jam operasional: setiap hari, pukul 21.00-01.00 WIB.
Harga: Rp25 ribu.
Link Alternatif :PLAYSAHABAT.ORG
Segala kuliner di Yogyakarta memang sulit untuk dilupakan, terutama dengan keunikan dan keragaman kulinernya. Salah satu contohnya adalah beberapa tempat makan gudeg pedas di atas yang patut dikunjungi saat berlibur di Yogyakatya. Catat, ya!
0 Komentar