Looking For Anything Specific?


5 Camilan Legit Khas Indonesia yang Dulu Hanya Bisa Dinikmati Raja

DoyanMakan66 - Ada ratusan jenis kue tradisional yang berasal dari Indonesia. Sebagian besar kue tersebut sudah ada sejak zaman kolonial, atau mungkin lebih lama lagi. Namun, tahukah kamu kalau ada kue-kue tertentu yang dulu hanya bisa dinikmati kaum bangsawan atau para raja saja?

Makanan para raja di Indonesia dulu bersifat eksklusif, artinya tidak bisa dinikmati oleh rakyat jelata. Namun, seiring berkembangnya zaman, kue-kue tersebut akhirnya bisa dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat, bahkan ada yang dijual di pinggir jalan. Berikut lima kue yang dulu hanya bisa dinikmati oleh kaum ningrat di Indonesia.

1. Kue delapan jam

Namanya yang unik didapatkan dari durasi pembuatan kue ini. Ya, kue khas Palembang ini memang membutuhkan waktu 8 jam membuatnya. Teksturnya sangat lembut dan rasanya legit membuat ketagihan. Bahan utama kue ini adalah telur, gula, kental manis dan mentega.

Konon, dulu tidak semua orang bisa menikmati kue ini. Sebab, kue delapan jam hanya diperuntukkan untuk para bangsawan di Palembang. Untungnya peraturan ini sudah tidak berlaku, sehingga semua lapisan masyarakat bisa merasakan manisnya kue ini. Sebab pembuatannya yang lama, kue delapan jam biasanya hanya disajikan saat hari raya atau acara tertentu saja.

2. Kue barongko

Kue tradisional berbungkus daun pisang ini adalah camilan khas dari Bugis, Sulawesi Selatan. Teksturnya halus, rasanya legit, dan mengeluarkan aroma pisang yang enak. Berbeda dengan kue pisang di Jawa yang menggunakan adonan tepung beras, kue barongko dibuat dari bahan utama pisang, gula, telur, dan santan.

Kue ini dulunya merupakan hidangan penutup khusus untuk kaum bangsawan atau para raja Bugis. Saat ini kue barongko bisa dinikmati siapa saja, karena biasa disajikan di acara-acara pernikahan dan acara khusus lainnya. Walaupun cara memasaknya dengan dikukus, tapi camilan ini paling enak disantap dalam keadaan dingin.

3. Kue surabi

Siapa yang tidak kenal kue surabi atau serabi? Surabi berasal dari kata sura yang artinya 'besar;. Makna besar di sini bukanlah tentang ukuran kue, tapi kue ini dulu hanya disajikan untuk para pembesar alias bangsawan dan raja. Sekarang kue ini banyak dijual di pinggir jalan dan bisa dinikmati semua orang.

Kue surabi sudah ada di nusantara sejak zaman kolonial. Variannya sekarang lebih beragam, tetapi cara memasaknya tetap sama. Surabi dibuat dengan cetakan khusus dari tanah liat dan dipanggang di atas tungku berbahan bakar kayu atau arang. Cara memasak seperti ini menjadikan surabi memiliki tekstur, rasa, dan aroma yang khas. DominoQQ

4. Kue sikaporo bugis

Dari namanya sudah jelas kue ini berasal dari Bugis, Makassar, Sulawesi Selatan. Kue berbentuk kelopak bunga berwarna kuning ini terbuat dari telur, gula pasir, santan kental, dan tepung beras.

Dulunya, kue sikaporo merupakan makanan para bangsawan Bugis. Saat ini walaupun bisa dinikmati siapa saja, sikaporo biasanya hanya muncul di acara-acara khusus seperti pernikahan. Teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis membuat kue ini disukai semua kalangan.

5. Bay tat

Bay tat adalah kue tar khas Bengkulu dengan cita rasa manis. Bentuknya seperti pie, tetapi dalam ukuran besar. Walaupun dulu kue ini merupakan makanan kesukaan para raja dan bangsawan, saat ini bay tat dikonsumsi oleh masyarakat umum.

Bahan utama kue ini adalah tepung terigu, gula, telur, dan selai nanas. Adonan bahan-bahan tersebut kemudian dipanggang di oven selama 1 jam. Dengan tekstur yang empuk dan rasa yang legit membuat kue ini banyak dicari para wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh.

Kelima kue khas Indonesia tersebut dulunya hanya disajikan untuk para raja, sehingga rasanya dijamin enak dan bisa membuat ketagihan. Kalau kamu ingin mencicipinya, tidak perlu jauh-jauh ke kota yang menjualnya. Kamu bisa membuatnya sendiri, lho.

Posting Komentar

0 Komentar